Gunakan Waktu Hidupmu Untuk Saat Kematianmu

Thursday, January 07, 2016


Dari hadis Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: jika manusia menandingi dalam hal dunia
أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي، فَقَالَ: كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ» وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ، يَقُولُ: «إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ المَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
 : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menepuk kedua bahuku lalu beliau bersabda:

“Jadilah engkau di dunia ini seperti warga asing atau orang yang sedang melintas jalan.”
Ibnu ‘Umar berkata:
“Jika engkau berada di waktu petang hari, maka janganlah engkau menunggu pagi hari. Dan jika engkau di pagi hari, maka janganlah engkau menantikan waktu petangnya. Ambillah setiap kesempatan dari waktu sihatmu untuk waktu sakitmu, dan dari waktu hidupmu untuk saat kematianmu.” (Shahih Al-Bukhari, no. 6416)

Penjelasan dan faedah hadis:
قالوا في شَرْحِ هَذَا الحديث معناه:
لا تَرْكَنْ إِلَى الدُّنْيَا وَلا تَتَّخِذْهَا وَطَنًا، وَلا تُحَدِّثْ نَفْسَكَ بِطُولِ البَقَاءِ فِيهَا، وَلا بِالاعْتِنَاءِ بِهَا، وَلا تَتَعَلَّقْ مِنْهَا إلا بِمَا يَتَعَلَّقُ بِهِ الْغَريبُ في غَيْرِ وَطَنِهِ، وَلا تَشْتَغِلْ فِيهَا بِمَا لا يَشْتَغِلُ بِهِ الغَرِيبُ الَّذِي يُريدُ الذَّهَابَ إِلَى أهْلِهِ، وَبِاللهِ التَّوْفِيقُ.
Para ulama berkata pada syarh (penjelasan) hadis ini, maknanya:
“Janganlah engkau terlalu cenderung terhadap dunia, jangan pula menganggapnya sebagai wathan (tanah air, tempat kembali), dan jangan pula engkau mengatakan pada dirimu bahawa engkau akan menetap lama di sini. Dan janganlah engkau terlalu mengambil berat (sibuk) padanya, jangan pula meletak kebergantungan padanya, melainkan sebagaimana kebergantungan orang-orang asing yang sedang berada di suatu negeri yang lain, dan janganlah engkau menyibukkan diri di dunia ini kecuali sebagaimana orang-orang asing yang hendak kembali ke tempat keluarganya berada (yakni ingin segera kembali mencari kebaikan akhirat). Wa billaahit Taufiq.”

في هذا الحديث: الحضُّ على تقصير الأمل، والمبادرة إلى العمل، وترك التراخي والكسل.
“Hadis ini mengandungi penegasan agar tidak memanjangkan angan-angan, sebaliknya hendaklah bersegera melakukan amal dan meninggalkan perbuatan menunda-nunda amal yang soleh serta meninggalkan sikap bermalas-malasan.”

Sumber: Disarikan dari Tathrizu Riyadhish Shalihin oleh Asy-Syaikh Faishol bin ‘Abdul ‘Aziz Al-Mubarak rahimahullah (Wafat: 1376H).

Post a Comment

❧ ✿ Terima kasih atas kesudian awak untuk tinggalkan nota di sini..✿ ❧